Jengah dengan berita-berita hoaks yang tersebar di berbagai media sosial? Tenang, pemerintah Jabar sudah membentuk Tim Saber Hoaks.
Melihat begitu mudahnya informasi dapat tersebar seiring semakin berkembangnya teknologi, kebutuhan untuk membuat “filter” menjadi sangat penting saat ini. Itulah salah satu alasan utama Tim Saber Hoaks Jabar dibentuk.
Tim Saber Hoaks yang dikepalai oleh Enda Nasution ini diresmikan oleh Ridwan Kamil di Gedung Sate pada tanggal 7 Desember 2018, lalu.
peresmian Jabar Saber Hoaks (gambar dari https://tekno.tempo.co/)
Dilansir oleh Tempo Tekno, Enda mengatakan, tim bekerja dengan membuka saluran pengaduan informasi yang diduga hoaks, termasuk lewat media sosial. Timnya juga memanfaatkan software social media analytic untuk memantau informasi mengenai Jawa Barat. “Software pemantauan media sosial dan online news ini dengan kata kunci hoaks, Jawa Barat, dan lain-lain. Ketika ada peningkatan speak (pembicaraan) kita akan mendapat informasi duluan,” kata dia.
Tim Saber Hoaks Bekerja Sama dengan Prosa.ai melalui Hoax Analyzer Perangi Berita Hoaks
Mungkin akan muncul banyak pertanyaan, bagaimana kemudian software social media analytic ini akan bekerja mem-filter berita-berita yang masuk kategori hoaks. Di sinilah mesin hoax analyzer bekerja.
Mesin hoax analyzer yang dikembangkan dengan kerja sama Prosa.ai berfungsi untuk menganalisa konten yang masuk apakah betul merupakan hoaks atau tidak. Sederhananya, suatu informasi akan dimasukan ke dalam mesin kemudian mesin akan memberikan hasil info tersebut terbilang hoaks atau bukan.
Oleh karena hoax analyzer bekerja dengan kemampuan AI, Artificial Intellegence atau yang dikenal juga dengan kecerdasan buatan, mesin ini perlu belajar terlebih dahulu sebelum pada akhirnya dapat bekerja secara otomatis.
Awalnya, mesin akan dilatih secara manual dengan data-data yang tersedia. Kemudian, data tersebut diolah dan dikategorisasi untuk melatih kerja mesin tersebut. Selanjutnya, setelah terlatih, mesin akan mampu bekerja secara otomatis membuat filter sendiri sehingga ketika ada data apa pun dimasukkan ke sana.
"Dia akan men-scrooling database hoaks yang sudah ada sebelumnya. Kemudian dia akan memberikan jawaban semacam estimasi 50 persen hoaks 50 persen betul, atau 70 persen hoaks 30 persen betul. Tetap harus dibantu tenaga manusia juga untuk penilaian akhir. Software ini makin banyak kita beri informasi, dia akan makin pintar," ujar Enda.
Semoga dengan adanya ini, masyarakat tak perlu lagi merasa resah dengan berita-berita hoaks yang ada.