loder

Manfaat Text to Speech untuk Pembelajaran di Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta

Hadirnya Voice Maker bahasa Indonesia berbasis SaaS seperti Text To Speech (TTS) Prosa, tidak hanya membantu para kreator konten lebih efisien dan efektif karena tidak membutuhkan studio atau peralatan rekaman yang mumpuni, tetapi juga mempermudah dalam memproduksi konten secara cepat terutama ketika tuntutan konten tersebut kejar tayang. Hal ini dirasakan pula oleh Edwin Gandawijaya, seorang videografer di Unit Pengembangan Teknologi Belajar (UPTB), Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta.

Dalam pertemuan user experience secara daring dengan tim Prosa yaitu Aditya Pratama dan Niken Rosiana, Edwin menceritakan pengalamannya mengenal TTS Prosa dari mesin pencarian dan merasa sangat puas serta antusias dengan suara TTS Prosa “Saat itu saya sudah punya materi narasi untuk beberapa video pembelajaran, karena tidak keburu untuk melakukan perekaman audio, lalu saya nyoba cari di browser tentang text to speech, saya nemu https://tts.prosa.ai/ dan langsung tertarik karena domainnya bahasa Indonesia, suaranya alami khas orang Indonesia, kalo yang lain suaranya asing ya dan masih terasa seperti robot”.

Dalam membuat video pembelajaran berdurasi 3 menit, biasanya Edwin membutuhkan waktu beberapa hari, namun dengan TTS Prosa pengerjaan videonya lebih cepat “Untuk memproduksi satu video pembelajaran, biasanya saya merekam audio narasinya dulu, kemudian saya buat video visualnya, jadi satu video siap publikasi itu butuh pengerjaan sekitar semingguan, namun sekarang pengerjaan audio bisa jauh lebih cepat karena ada TTS Prosa” jelasnya.

Ketika ditanya tentang pemilihan suara talent AI dari tts.prosa.ai untuk videonya, Pria berkacamata itu dengan antusias menjelaskan voice talent TTS Prosa dia pilih menyesuaikannya dengan konten pembelajaran “Misalnya konten tentang psikoterapi saya pilih suara Dini yang lirih dan konten perkembangan manusia, saya pilih dimas yang ekspresif”. Edwin merasa sangat puas dengan sintesis suara akhir TTS Prosa karena menurutnya lebih natural “Kemarin Saya coba memperlihatkan ke Para Dosen namun ternyata pada ga ngeh kalau voice overnya AI, ini yang ngomong siapa, gak pernah denger!” cerita Edwin.

Agar semua kalangan merasakan manfaat voice over AI, TTS Prosa menawarkan paket dan fitur yang bervariasi. Seperti terlihat di https://tts.prosa.ai/pricing, misalnya pada Paket Creator, selain menawarkan fitur mode standar atau sintesis langsung, juga menawarkan mode editor yang dapat dimanfaatkan untuk menambah text, mengedit kalimat, mengubah urutan text, melihat hasil sintesis bahkan mengubah voice talent dengan tidak mengurangi kuota. Kemudahan mode Editor ini pun dirasakan Edwin untuk kontennya. “Dari segi harga menurut saya oke banget, metode transaksinya mudah dan cepat. Saya tertarik paket Creator karena ada mode editor, saya gunakan untuk mengatur jeda dan intonasi. Karena kan narasi untuk video pembelajaran membutuhkan penyesuaian, ketika mahasiswa dengerin pasti harus diberikan waktu jeda untuk berpikir apa yang disampaikan di video tersebut” jelasnya.

Harapan Edwin selain penambahan variasi suara TTS Prosa diperbanyak , juga ada penambahan dari variasi paket yang ditawarkan “Dari paket creator ke bisnis range nya kan sangat jauh ya. Harapan saya ada variasi antara bisnis dan creator, namun overall sudah sangat bagus”. Edwin bercerita setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan Fakultas, videonya akan dipublikasi secara umum di kanal Youtube resmi UGM dalam waktu dekat sehingga masyarakat dapat mengembangkan kualitas diri untuk kehidupan yang lebih baik.

None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None
None